Rabu, 30 November 2011

Smanisda, How can I survive?

Smanisda, mungkin kata ini terdengar tak asing lagi di di telinga masyarakat Sidoarjo. Bagaimana tidak, sekolah yang terletak di Jalan Jenggolo No.1 Sidoarjo ini, menjadi sekolah terfavorit se-Sidoarjo, bahkan tidak tertinggal dengan sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah yang ber-label-kan RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) ini, telah melahirkan bibit-bibit unggul berkualitas dengan kekreativitasan, dan kemampuan imtaq serta iptek yang tidak diragukan lagi. Dengan guru-guru yang berdedikasi tinggi serta mengutamakan budaya damai, dan fasilitas yang sangat memadai, menjadi bumbu tersendiri bagi masyarakat sekolah. Kualitas pengajarannya pun tak usah ditanya lagi, menuntut siswa-siswi untuk selalu BISA ! Terkadang ini terasa menekan dan menjadi beban berat bagi saya. Tapi setelah dipikir dua kali ini merupakan strategi tersendiri dari bapak-ibu guru untuk mendorong dan menuntun anak didik mereka, agar mampu menggapai kata SUKSES. Tugas, Ulangan, dan Remidi. 3 kata yang selalu menghiasi hari-hari siswa-siswi Smanisda, bisa juga dibilang sebagai pacar setia, haha :D Awalnya ini terasa sangat berat tapi seiring jalannya waktu, saya mulai terbisa dengan 3 kata emas Smanisda itu. Karena saya yakin saya dapat bertahan karena terbiasa, terbiasa dengan rintangan di Smanisda yang cukup seru untuk dihadapi. Satu lagi yang tidak boleh dilewatkan, alasan mengapa saya dapat bertahan di sekolah penuh tantangan ini. Teman/Sahabat/Friends/Konco/Sohib (masih banyak sih, tapi capek ngetiknya :P) adalah orang-orang yang memberikan warna tersendiri untuk kehidupanku di sekolah. Kalau nggak ada mereka, sekolah ibarat makanan tanpa garam, tanpa micin, nggak dikasih cabe, hambaaaaar...... So, mereka adalah bagian penting dalam kehidupanku di sekolah maupun dimana saja. Thanks guys ^^ 
Smanisda + Friends = Funny 





Sabtu, 16 April 2011

Inikah yang Namanya Peduli?

Lagi-lagi untuk kesekian kalinya kesenjangan di negara ini tampak jelas di mataku. Setelah aku melihat, betapa tragisnya hidup di negara dengan para petinggi negeri yang acuh. Mereka tak menoleh sedikitpun kearah saudara-saudara kita yang bertaruh nyawa untuk menimba ilmu di sekolah. Gedung sekolah yang bocor, bahkan untuk disebut gedung pun itu tak layak, karena bangunanannya yang begitu memprihatinkan. Untuk menuju ke sekolah, mereka harus melewati sungai dengan berjalan di atas seutas tali dan berpegangan tali yang sejenis, tanpa alat pengaman. Terkadang mereka merasa kesakitan, dan lecet di bagian tangan. Dan itu tidak mereka alami sekali saja, tapi berkali-kali. Namun karena tekad bulat untuk mencari ilmu, itu bukan masalah besar bagi mereka. Tapi coba kita bayangkan, apa yang akan terjadi jika tiba-tiba tali tersebut putus. Nyawa adalah tanggungannya. Tidak sampai disitu saja penderitaan mereka. Di sekolah, dengan fasilitas yang sangat kurang memadai, mereka bersama-sama belajar, meskipun ketidaknyamanan sering mereka rasakan. Belum lagi, jika musim penghujan tiba. Atap bocor dan air jatuh membasahi ruang kelas para pelajar memprihatinkan itu. Proses pembelajaran terpaksa dihentikan. Ditambah jika hujan tidak kunjung berhenti, dan sekolah mereka terendam air. Dengan berat hati guru-guru harus mengumumkan berita liburan untuk anak-anak didik mereka. Untuk anak-anak kota, berita bahwa diliburkannya sekolah adalah berita menggembirakan. Tapi  tidak untuk saudara-saudara kita di luar sana, yang keadaan ekonominya jauh lebih buruk dibandingkan kita. Yang haus akan ilmu pengetahuan. Yang berusaha keras untuk menggapai cita-citanya. Hati kecil mereka menjerit meminta keadilan. Namun apadaya, mereka tak sanggup berbuat apa-apa. Hanya bermodalkan kedudukan yang tak ada artinya di mata orang-orang berdasi itu. Mereka rasa itu percuma. Mereka jalani hidup mereka. Meskipun berat tapi ini adalah kehidupan yang mau tidak mau, suka tidak suka, harus mereka jalani. Liat saja, orang-orang berjas dan berdasi, yang belum juga puas dengan apa yang telah dimilikinya. Kedudukan yang tinggi membuatnya terlena akan harta yang melimpah. Aspirasi rakyat kini tidak didengar lagi. Mata mereka seakan ditutup rapat-rapat agar tak bisa melihat penderitaan rakyat-rakyat kecil di negara ini. Apakah seperti ini wakil rakyat yang kita harapkan? Apakah ini sosok petinggi negara yang “katanya” dapat menyejahterakan rakyat? Apaka ini wujud orang-orang penting di negara kita yang menggunakan uang negara untuk hal-hal yang tidak penting? Saya rasa kalian semua bisa menjawabnya.

Jumat, 01 April 2011

Look ahead, guys

Let all passed. Create something that has been passed as an important lesson for our lives to come. don't let yourself off guard, because it is an obstacle for us to be able to achieve the dream. We live on this earth not to the past, but for the future. Look out! there are a lot of people who are depressed because of something that has happened. Do they know that what they were doing was something that wasn't useful? In fact it all will not happen again. We better see the future. Life is stil long.
 
Rise up and achieve your dreams! Keep the spirit in life! Be a successful person! Because someone once told methat, you will be called exceptional, if you can skip the heavy obstacles in your success. and you will be treated as an ordinary person, if in life there are no obstacles that block your success.

Sabtu, 19 Maret 2011

Life is Good or Bad ?

Secara subyektif orang berpikir hidup itu indah ketika ia berada dalam lingkaran emas yang membuatnya bahagia dan tersenyum lebar, dan hidup itu buruk ketika ia berada diantara orang-orang menderita yang meminta belas kasihan dengan begitu banyak beban dan cobaan. Jika berpikir subjektif tanpa mempertimbangkan dan tanpa membuka mata lebar-lebar, hidup itu bagaikan air dan api. Jernihnya air melambangkan mulusnya kehidupan di dunia untuk mereka yang bahagia. Panasnya api melambangkan kejamnya dunia yang membuat mereka terus terpuruk, merintih meminta agar terlepas dari beban kehidupan, tanpa ada titik cerah tanda kebahagian. Sungguh pilu jika kita berada diantara kehidupan yang buruk. Namun, apakah ini yang namanya kehidupan? Ada kehidupan indah dan kehidupan buruk? Ya, tapi jika kita memandangnya secara subyektif. Coba kita pikir lagi dan memahaminya secara mendasar, tanpa melihat perbedaan di kehidupan ini, tidak melihatnya sebelah mata, tidak melihat hanya dengan mata kita. Tapi cobalah liat dengan hati nurani, apa yang sebenarnya membedakan kita?

Tujuan, usaha, dan doa setiap individu satu sama lain berbeda. Tiga kunci utama ini seharusnya berjalan selaras dalam kehidupan, tanpa memisahkannya satu sama lain. Jika kita mempunyai suatu tujuan yang jelas, maka kita tahu mau dibawa kemana kehidupan ini nantinya. Namun jika hanya tujuan dan tidak ada usaha, apa gunanya kita berandai andai. Lakukan usaha sesuai apa yang menjadi tujuan kita, dan yang paling penting adalah doa, semua tujuan dan usaha kita akan sia-sia tanpa berdoa kepada Yang Maha Kuasa, karena sesungguhnya kebahagian kita nanti atas izin Allah SWT.

Satu langkah yang salah terkadang menjerumuskan kita kedalam penderitaan. Bagaimana jika kita melakukannya berulang-ulang tentu bukan hanya penderitaan tapi pada akhirnya mendatangkan penyesalan, yang selalu datang setelah semuanya sudah terjadi.
Hidup adalah sebuah kertas putih dimana kita diharuskan untuk melukisnya dengan berbagai macam warna. Tentu ini telah menjelaskan kepada kalian bahwa indah dan buruknya hidup ada ditangan kita sendiri. Tergantung bagaimana langkah kita dalam mencapai kehidupan yang kita inginkan.
Hidup indah atau buruk ada di tangan kita!